Senin, 11 Juli 2011

Dua sisi


Pemecahan kepribadian atau sering disebut juga sebagai kepribadian ganda, atau lebih terkenal dengan nama alter ego atau multiple personality.

            Merupakan suatu keadaan di mana kepribadian seorang individu terpecah sehingga muncul kepribadian yang lain. Kepribadian itu biasanya merupakan ekspresi dari kepribadian utama yang muncul karena pribadi utama tidak dapat mewujudkan hal yang ingin dilakukannya. Dalam bahasa yang lebih sederhana dapat dikatakan bahwa ada satu orang yang memiliki pribadi lebih dari satu atau memiliki dua pribadi sekaligus. Kadang si penderita tidak tau bahwa ia memiliki kepribadian ganda, dua pribadi yang ada dalam satu tubuh ini juga tidak saling mengenal dan lebih parah lagi kadang-kadang dua pribadi ini saling bertolak belakang sifatnya, bahkan ada juga kasus di mana kepribadian tersebut terpecah lebih darj dua karakter dan jumlahnya tak terbatas, sejauh ini penelitian menemukan kasus di mana penderita alter ego atau kepribadian ganda memiliki tujuh kepribadian yang berbeda, mereka pun mempunyai nama yang berbeda-beda juga, dan yang membuat ke tujuh kepribadian tersebut adalah terdapatnya beberapa kepribadian yang memiliki jenis kelamin yang berbeda dari kepribadian utamanya, dan ada juga kepribadian yang tampil sangat brutal, seperti yang di miliki oleh oriana.

            Nama oriana sendiri diambil dari bahasa latin yang berarti fajar dari timur, oriana adalah seorang murid kelas 1 di sebuah sekolah menengah pertama yang terletak di Jakarta, dia adalah murid yang biasa saja, dalam hal pelajaran oriana pun tidak terlalu pintar seluruh nilai yang ia dapatkanpun pas-pasan hanya dalam pelajaran tertentu seperti biologi dan bahasa Indonesia saja nilainya tergolong tinggi, namun di samping itu semua oriana adalah sosok pribadi yang ramah dan menyenangkan terhadap orang lain, banyak orang yang menyukainya karena keramah tamahannya tersebut, para gurupun senang mengajaknya berbincang-bincang karena pengetahuan umumnya lumayan luas untuk ukuran anak berusia 12 tahun tersebut.

            Tapi sikap kesehariannya tersebut tidak berbalik lurus dengan kehidupannya di rumah, karakter oriana di rumah sangat berbeda dengan di sekolah, kepribadiannya di rumah sangat suram, ia lebih banyak diam dan mengerjakan sesuatu yang tak jelas seperti membuat etalase kaca dengan banyak pintu untuk mengoleksi tikus yang ia tangkap setiap hari, perburuan tikus itu ia lakukan pada malam hari, biasanya di atas jam 11 malam, ia sangat menikmati perburuan tersebut, namun lucunya adalah sebelum oriana melakukan perburuan tersebut, malam sebelumnya ia sudah menandai buruannya tersebut dengan lambang darah yang biasanya di tempelkan pada tengkuk buruannya tersebut, ia selalu melakukan hal itu setiap malam.

            Namun pada suatu malam oriana menemui titik jenuh dari  hobbynya tersebut, iapun tidak lagi menikmati perburuannya tersebut, lalu ia berhenti melakukan hobby perburuan tikusnya tersebut selama beberapa hari, sampai pada hari dimana ia harus pulang malam karena ia harus mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR (Palang Merah Remaja) yang ia ikuti. Dari sekolah kegiatan tersebut selesai pada jam 9 malam, dan pulanglah oriana menuju rumah, namun tak seperti biasanya oriana malam ini memilih untuk berjalan kaki karena ia pikir rumahnya tak terlalu jauh, namun ternyata keputusannya tersebut salah, malam itu terjadi tauran pelajar di dekat sekolah oriana, oriana pun menjadi korban dalam tauran tersebut ia di pukuli oleh 5 orang pelajar dari sekolah lain saat itu, oriana pun pingsan menerima pukulan dan tendangan dari 5 orang pelajar yang tidak dikenal itu, melihat hal tersebut para pelajar yang tengah memukuli oriana menghentikan tindakan kekerasannya dan mulai menjarah barang-barang oriana, namun tiba-tiba oriana tersadar dan mengamuk, kontan hal tersebut membuat kaget para pelajar yang tadi memukulinya, ke 5 orang pelajar tersebut merasa oriana menantang mereka, mereka pun mulai kembali memukuli oriana, namun tak sama seperti sebelumnya ternyata oriana melawan, ke 5 pelajar tersebutpun kaget akan hal itu, lalu oriana meminta salah satu dari ke 5 pelajar itu untuk maju melawan nya, namun oriana minta orang yang paling kuat dari ke 5 pelajar tersebut, lalu majulah seorang anak bernama ovid, usianya 15 tahun ia berada di kelas 2 sekolah menengah pertama yang ada di daerah depok, oriana hanya tersenyum sinis melihat nyalinya yang besar tersebut, namun ragu apakah dia benar-benar kuat atau hanya besar mulut saja, oriana pun merasakan sebuah perasaan baru yang sensasional ia merasa terhibur dapat melawan anak itu dan oriana sadar bahwa perasaan ini yang ia cari selama ini, sebuah adrenalin yang sangat nikmat yang mengalir didarahnya, lalu akhirnya ketika adrenalin yang berkobar tersebut mulai tak terkendali keinginan oriana untuk membunuh muncul dengan kuatnya, sehingga terjadi perkelahian yang tak seimbang antara oriana dan ovid, oriana unggul dalam segala hal dalam pertarungan tersebut, dan tiba-tiba ovid terjatuh lemah setelah menerima pukulan dan tendangan oriana yang bertubi-tubi, lalu kemudian oriana memegang kepala ovid dan memutarnya hingga patah, ovidpun meninggal seketika di tempat perkelahian tersebut, teman-teman ovid tak dapat bergerak menyaksikan perbuatan oriana yang sangat kejam itu, dan tak hanya sampai disitu oriana terus memutar kepala ovid berkali-kali searah jarum jam sehingga mengakibatkan leher ovid putus serta terlepas dari badannya, ke 4 teman ovid berteriak dan lari melihat kejadian itu, sedangkan oriana tengah menikmati rasa nikmat yang teramat sangat ketika membunuh orang, tak hanya sampai disitu, setelah memisahkan kepala dari badan ovid, oriana lalu membanting kepala yang ia pegang ke jalanan berkali kali hingga tempurung kepala ovid pecah dan isi kepalanya berserakan kemana-mana, lalu oriana dengan rasa senang melanjutkan perjalanan pulangnya sambil melompat-lompat seperti anak kecil baru saja mendapatkan hadiah, tak nampak sama sekali di wajahnya rasa bersalah akibat pembunuhan yang ia lakukan tersebut, karena yang melakukan pembunuhan itu bukanlah oriana melainkan seseorang yang lain yang ada di dalam tubuhnya, sebuah karakter yang kelam, gelap, dan liar, dia adalah ABIY.


            Sesampainya di rumah, abiy yang tengah memakai tubuh oriana ini langsung menuju kekamar mandi dan membersihkan diri dari sisa-sisa darah dan serpihan anggota tubuh dari ovid yang menempel di badannya, ia pun langsung mencuci baju yang ia gunakan saat membunuh ovid sampai bersih, mengapa ia lakukan hal tersebut, alasannya hanya satu agar oriana tidak tau apa yang terjadi pada malam ini, jadi ternyata oriana selama ini tak pernah tau bila ia mempunyai kepribadian lain di dalam tubuhnya tersebut, karena abiy selalu mengambil alih tubuh oriana hanya ketika oriana tertidur atau tak sadarkan diri, lalu ia menggunakan tubuh oriana untuk melakukan tindakan yang kejam, sadis, dan tak manusiawi, yang ia lakukan pada tikus-tikus buruannya selama ini, namun setelah kejadian pembunuhan ovid abiy memutuskan untuk merubah buruannya yang selama ini membuatnya merasa senang, buruan tersebut adalah adalah manusia, karena ia sangat menyukai melihat erangan dan teriakan, serta mimik wajah orang ketika bertemu dengan kematian, kini ia menyebut dirinya sebagai pencabut nyawa.

            Keesokan harinya, oriana pun terbangun di tempat tidurnya dan merasakan seluruh badannya sakit, ia pun ingat kejadian pada malam sebelumnya, rasa sakit dan nyeri yang ia rasakan sekarang adalah akibat pukulan dan tendangan 5 orang pelajar yang tak dikenal yang ia jumpai saat malam terjadinya tauran pelajar, lalu karena hari itu adalah hari sabtu dan sekolah libur maka oriana melakukan rutinitas liburannya pada hari itu, rutinitasnya pada hari libur adalah menonton televisi sepanjang hari, namun ketika ia menyalakan televisi di kamarnya ia terkejut akan berita pembunuhan yang di siarkan di sebuah program criminal di salah satu stasiun televisi swasta pagi itu, program itu memberitakan terjadi pembunuhan sadis yang di lakukan terhadap seorang siswa SMP kelas dua bernama ovid 15 tahun pada malam yang sama ketika ia dipukuli oleh 5 orang pelajar yang tak di kenal, namun oriana makin terkejut ternyata anak bernama ovid itu adalah anak yang ikut memukulinya pada malam itu, oriana pun merasa kasihan namun senang karena ternyata orang yang telah berbuat jahat padanya  kini telah mendapat mendapat kan hukumannya, bahkan hukuman yang lebih menyakitkan karena dia harus mati mengenaskan seperti itu.

            Ditempat yang berbeda orang tua dari Ovid menyesalkan kejadian pembunuhan terhadap anak nya tersebut, mereka mengatakan memang benar ovid adalah anak yang nakal dan tidak pernah menurut kepada orang tuanya, namun cara ia meninggal itu tidak wajar karena terlalu sadis dan terlalu menyakitkan untuk di terima oleh anggota keluarga ovid, mereka sangat mengecam keras atas tindakan yang tidak berprikemanusiaan tersebut, dan meminta polisi untuk segera mengusut kejadian pembunuhan yang menimpa anaknya tersebut.

            Komandan besar polisi polsek kebayoran baru yang di bantu tim densus 88 di tugaskan untuk mengusut kasus sadis ini, namun komandan besar polisi Kombes irawan aji terheran heran akan kasus yang terjadi ini, menurutnya ini bukan kejadian sadis pertama yang ia temukan sepanjang karirnya sebagai seorang polisi namun yang membuatnya heran adalah tak ada satu pun petunjuk atau saksi di tempat kejadian perkara sehingga di sinyalir pelaku pembunuhan adalah seorang yang professional, namun masih belum jelas motiv apa yang melatar belakangi terjadinya kasus sadis ini,
lalu tim yang di bentuk oleh polda metro jaya yang di pimpin oleh kombes irawan aji ini yang beranggota 12 orang pun memulai penyelidikannya, dimulai dari orang yang dekat dengan korban, orang yang pertama di temui dan dimintai keterangan adalah Riza salah satu teman korban, riza mengatakan pembunuhnya adalah anak smp juga tapi ia tidak mengetahui dari sekolah mana tersangka berasal, sontak anggota tim itu pun terkejut, prediksi mereka di tempat kejadian perkara ternyata salah, namun tidak sampai disitu saja, polisi pun mengintrogasi teman-teman yang biasa bermain bersama ovid dan dari ke 4 saksi ini mengatakan hal yang sama, bahwa pembunuh sadis itu adalah seorang siswa smp yang tidak diketahui asal usul dan latar belakangnya, lalu atas informasi tersebut polisi pun meminta cirri cirri pelaku pembunuhan sadis itu, mereka mengatakan bahwa sang pelaku bertubuh kecil, dengan kulit hitam manis, rambut lurus pendek bermata agak sipit, berpegang pada kesaksian para saksi itu tim yang di anggotai oleh kombes irawan aji, teguh saputro, umarudin, cahyono, ramadhan, sutrisno, anggono, muhaman arif, setiawan, darmono, sumartono, dan sukirman mendatangi sejumlah sekolah menengah pertama yang ada di wilayah Jakarta selatan dan mendata setiap murid laki laki nya mulai dari kelas satu sampai dengan kelas tiga dan memintai keterangan kepada para pelajar  tersebut satu persatu.

            Media masa pun tak mau kalah, masing masing dari mereka berlomba lomba memberitakan kejadian sadis tersebut yang mengakibatkan kepanikan masal dan ketakutan orang tua yang memiliki anak laki laki yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama.

            Karena gencarnya media masa memberitakan kejadian sadis itu, maka secara langsung abiy pun mendengar dan menyaksikannya di dalam tubuh oriana, hal itu membuat adrenalin abiy membludak tak terkontrol, ia bertekat untuk mendatangi rumah dari teman-teman ovid korban pertamanya untuk membunuh mereka, dimalam yang sama ketika oriana telah tertidur lelap, abiy pun bangkit dari persemayamannya, dengan mata tajam dan senyum sinis, ia bergerak bangun menggunakan tubuh oriana dan lalu bersiap melakukan perjalanan kerumah-rumah para saksi yang alamatnya sudah di ketahui karena pemberitaan media masa, ia menuju rumah saksi pertama yang kemudian akan di jadikan korbannya yang kedua, dengan menggunakan sebuah sepeda motor milik nya, tanpa banyak berfikir abiy pun langsung menuju depok.

            Malam itu hujan sangat deras, dingin yang menusuk tubuh abiy tak di hiraukannya lagi, karena keinginan keras dan adrenalinnya yang tengah terbakar membuat nya demikian, abiy membutuhkan waktu 30 menit untuk mencapai rumah salah satu saksi pembunuhan ovid, korban keduanya itu adalah muhamad risky syahputra atau lebih dikenal dengan panggilan ojon, tanpa banyak bertanya ia pun sampai di kediaman ojon yang berada di bilangan sawangan depok, ia kemudian memarkir motor yang ia bawa di antara pohon di tepi jalan, kemudian ia menunggu beberapa saat sampai keadaan memungkinkan untuk ia menerobos masuk ke dalam rumah ojon, saat itu waktu menunjukan jam 11 malam, keadaan rumah sudah sepi, tak banyak orang yang melintas di jalan itu, abiy pun segera melancarkan aksinya, ia pun mencoba memanjat pagar rumah ojon yang memang terbilang cukup mewah itu, namun ketika abiy belum berhasil masuk anjing pit bull peliharaan sang empunya rumah menggonggong nya namun tak sampai lama anjing itu pun terdiam seolah takut ketika abiy memandangi mata anjing penjaga rumah ojon itu, seketika anjing itu mundur dan memberi abiy jalan untuk masuk kedalam rumah, tanpa banyak berfikir ia kemudian mencari kamar ojon yang terletak di lantai dua rumahnya, intuisi abiy sangat kuat sehingga ia tak membutuhkan waktu yang lama untuk menemukan kamar ojon, sesampainya di depan kamar ojon matanya pun semakin tajam nafasnya pun mulai tak beraturan seperti sedang bernafsu untuk melakukan sesuatu, memang ia tengah bernafsu untuk membunuh ojon salah satu teman dari ovid itu.

            Abiypun perlahan mencoba membuka pintu dari kamar ojon namun ternyata pintu itu terkunci dari dalam, namun abiy tak kehabisan akal, ia mencoba masuk dari jendela namun ternyata jendela kamar ojon pun terkunci dari dalam dan jendela kamar ojon pun di lapisi oleh teralis besi yang keras, lalu abiy pun memutuskan untuk mencari kunci duplikat kamar tersebut, lalu ia pun mencoba menuju kamar dari pembantu keluarga ojon yang bernama lasmi, yang berada di lantai satu rumah ojon dan terletak di belakang rumah dekat kolam renang, abiy pun masuk kedalam kamarnya lasmi lalu membekap mulut lasmi dengan tangannya, lasmi yang terkejut mencoba melawan sekuat tenaga namun ternyata tenaga abiy lebih besar dari lasmi, dalam keadaan kamar yang gelap akibat lampu kamar lasmi yang sengaja dimatikan oleh abiy, maka lasmipun tidak bisa jelas melihat abiy yang saat itu menyerangnya.

            Melihat lasmi mencoba melawan sekuat tenaga abiy hanya tersenyum kecil saja kemudian memukul lasmi dengan sebuah martil berkali kali yang di arahkan kekepala lasmi, seketika itu pun lasmi tewas dengan kepala pecah dan bersimbah darah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar